Title : Shining Star
Author : Kristalicia Rizki
Genre : Romance
Rate : PG-13
Cast : Member Super Junior-M, Kristalicia Rizki as Lee Jiyool.
---
‘’Kyuhyun~ah !!’’ aku mendengar suara teriakan Donghae di luar. Aku segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.
‘’Hyung sudah pulang?’’ tanyaku pada Donghae yang sedang duduk di sofa.
‘’Iya.’’ jawabnya singkat. Kulihat member lain juga sudah berkumpul.
‘’Bagaimana keadaanmu, Kyuhyun?’’ tanya Siwon padaku.
‘’Sudah membaik hyung.’’ jawabku lalu duduk di samping Donghae.
‘’Kyu, seharian ini kau istirahat kan?’’ Hangeng langsung menanyaiku begitu dia melihat mukaku.
‘’Ehm. . .’’ jawabku sedikit ragu.
‘’Cho Kyuhyun! Sudah kubilang kau istirahat di kamar, pergi kemana kau tadi?!’’ tanya Hangeng dengan nada yang meninggi.
‘’Aku cuma pergi sebentar hyung. Aku sudah makan dan sudah minum obatnya. Aku hanya keluar sebentar lalu kembali kemari.’’ jawabku, berusaha tampak meyakinkan.
‘’Sudahlah, hyung, Kyuhyun juga tidak kenapa-kenapa kok.’’ kata Ryeowook sambil menepuk pundak Hangeng. Tiba-tiba semua terdiam.
‘’Oh iya, Kyu, tadi ada ELF yang menitipkan ini untukmu. Dia juga bilang semoga kau cepat sembuh.’’ kata Zhoumi tiba-tiba, memecah keheningan, sambil menyodorkan sebuah bungkusan padaku.
‘’Xie xie.’’ kataku sambil menerima bungkusan itu dan lalu membukanya. Ternyata sebuah game console terbaru. Aku tersenyum menatap game console ini.
‘’Bu keqi¹¹.’’ sahut Zhoumi. Hening lagi sesaat.
‘’Mianhe, hyung, aku tidak bermaksud membuat hyung khawatir. Hanya saja kupikir dengan jalan-jalan di luar bisa menghilangkan rasa pusingku. Mianhe, hyung.’’ kataku sambil menatap Hangeng.
‘’Ne. Lain kali jangan diulangi ya, Kyu. Mian tadi aku membentakmu, aku hanya khawatir padamu.’’ sahut Hangeng.
‘’Gwaenchana, hyung.’’ kataku lalu merangkul Hangeng.
‘’Baiklah, semua masalah sudah selesai. Ayo kita makan, aku sudah lapar.’’ seru Donghae sambil bangkit dari sofa.
‘’Ayo, ayo.’’ seru Henry sambil merangkul pundak Donghae. Aku tersenyum menatap mereka semua.
* * *
‘’Besok jangan bangun kesiangan ya, Kyu.’’ kata Ryeowook yang tidur di ranjang di samping ranjangku.
‘’Ne, hyung.’’ jawabku sambil menarik selimut, lalu menghadapkan tubuhku ke arah tembok.
Aku berusaha untuk tidur tapi rasa kantuk itu belum datang. Kuraih ponselku dan kutatap. Sebelum pergi tadi aku sempat meminta nomor ponsel Jiyool. Aku terus menatap layar ponselku, disana tertera nomor ponsel Jiyool. Aku memutuskan untuk mengirim Jiyool sebuah pesan singkat.
‘’Jiyool, kau sudah tidur? –Kyuhyun-‘’
Beberapa menit kemudian aku menerim balasannya.
‘’Belum oppa, aku sedang berlatih biola. Oppa sedang apa?’’ tulisnya. Aku segera menggerakan jariku, membalas pesan dari Jiyool.
‘’Aku sedang berusaha untuk tidur. Jiyool, mainkan satu lagu pengantar tidur untukku dengan biolamu. Aku ingin sekali mendengarmu bermain biola.’’ tulisku sambil tersenyum.
‘’Baiklah oppa. Aku sekarang sedang benar-benar memainkan biola ini untukmu.’’ tulisnya. Aku terkekeh pelan, mana bisa aku mendengar suara biolanya dalam keadaan begini.
‘’Ah~ aku tersentuh sekali. Kamsahamnida, Jiyool.’’ balasku.
‘’Cheonmaneyo, oppa. :) ’’ sejenak aku bingung harus membalas apa.
‘’Tapi, kapan kau akan memainkannya di depanku?’’ tanyaku. Aku berharap bisa bertemu lagi dengannya.
‘’Hm, mungkin kalau kita bertemu lagi.’’ balasnya.
‘’Benarkah? Berjanjilah padaku.’’ tulisku lagi.
‘’Aku janji oppa~ :)’’
* * *
Tampaknya aku harus bersabar untuk bisa bertemu lagi dengan Jiyool dan mendengar dia bermain biola. Sekarang aku sudah ikut bersama member Super Junior-M lainnya mempromosikan single terbaru kami. Dan jujur saja, jadwal promo kami sangat padat. Sulit mendapatkan waktu luang. Maka dari itulah, aku hanya bisa berkomunikasi dengan Jiyool via ponsel.
Sudah seminggu ini kami sibuk dengan berbagai kegiatan. Promo single, fanmeeting, fansign, tampil di beberapa acara musik, dan juga tour ke beberapa kota di China. Walaupun lelah, tapi semua rasa lelah seperti hilang seketika ketika kami melihat antusiasme ELF lengkap dengan atribut yang berbau ‘sapphire blue’. Mereka semua selalu mendukung kami dan selalu berhasil membuat kami kambali bersemangat. Kami ada disini sekarang juga karena mereka.
* * *
‘’Ahh, akhirnya selesai juga.’’ ungkap Donghae saat kami sudah berada di dalam mobil. Kami baru saja mempromosikan single terbaru kami ke sebuah radio.
‘’Hyung, ada air mineral? Aku haus.’’ kata Siwon pada manajer yang duduk di kursi depan.
‘’Ada, ini dia.’’ sahut manajer sambil memberikan sebotol air mineral pada Siwon.
‘’Yak, promo single terbaru kalian sudah selesai. Terima kasih atas kerja samanya.’’ kata manajer sambil menatap kami semua dan menundukkan kepalanya sesaat.
‘’Sama-sama, hyung, kami juga berterima kasih atas bantuan dari hyung.’’ seru Hangeng yang duduk tepat dibelakang kursi manajer.
‘’Hyung, sekarang kita kemana?’’ tanya Ryeowook.
‘’Kita kembali ke Beijing. Kalian harus beristirahat, belakangan ini kan kalian sibuk. Kalian punya waktu 2 hari untuk beristirahat dan jalan-jalan di Beijing.’’ jawab manajer, lalu tersenyum pada Ryeowook.
‘’Berarti malam ini kita tak ada acara, hyung?’’ tanyaku.
‘’Tidak. Kalian bisa tidur sepuasnya malam ini.’’ jawab manajer. Tiba-tiba rasa lelahku hilang seketika ketika mendengar jawaban itu. Berarti malam ini aku bisa bertemu dengan Jiyool, kataku riang dalam hati.
Segera saja kukeluarkan ponselku dan mulai kuketik pesan singkat untuk Jiyool.
‘’Jiyool~ah, malam ini kau ada acara? Malam ini aku sudah kembali ke Beijing, bisakah kita bertemu?’’ kataku dalam pesan singkat itu.
Beberapa menit kemudian, pesan balasan dari Jiyool sampai ke ponselku. Dengan semangat aku membaca pesannya.
‘’Oppa sudah kembali ke Beijing? Malam ini aku tak ada acara oppa, jadi kita bisa bertemu. Rasanya rindu sekali lama tidak berjumpa dengan oppa~ :)’’ aku tersenyum membaca pesan darinya. Jemariku kembali berkutat dengan keypad ponselku.
‘’Aku sedang dalam perjalanan kembali ke Beijing. Baiklah, berarti malam ini kita bisa bertemu. ^^ Aku juga rindu denganmu, Jiyool~ Oh ya, kau tidak lupa dengan janjimu padaku kan??’’ kuketik pesan balasan, masih dengan senyum yang tersungging di bibirku.
‘’Janji? Hmm hmm. . .’’ balasnya.
‘’Kau berjanji akan memainkan biola di depanku jika kita bertemu lagi. Apa kau sudah lupa??’’ balasku lagi.
‘’Aniyo, aku masih ingat, oppa~ Baiklah, aku akan memainkan satu lagu istimewa untuk oppa nanti.’’ tulisnya, lagi-lagi aku tersenyum membaca balasan darinya.
‘’Baiklah, akan kutunggu Jiyool~’’ balasku.
* * *
Kurasakan mobil yang kunaiki ini berhenti bergerak. Mungkin kami sudah sampai di Beijing, pikirku dalam hati. Kubuka mataku, aku mengerjap-ngerjap, berusaha membiasakan mata dengan cahaya remang-remang ini. Hm, rupanya tadi aku tertidur di dalam mobil, kataku dalam hati. Kutengokkan kepala dan kulihat Siwon yang duduk disebelahku masih terjaga. Aku membetulkan posisi dudukku.
‘’Hyung, apa kita sudah sampai?’’ tanyaku sambil menepuk pundak Siwon.
‘’Eh, Kyuhyun, kau sudah bangun?’’ Siwon malah balik bertanya padaku.
‘’Iya, hyung.’’ jawabku sambil menengok ke kursi belakang. Kulihat Donghae dan Henry sedang asyik mengutak-atik ponsel Ryeowook, sementara Ryeowook malah tertidur.
‘’Kita sudah sampai hyung?’’ tanyaku lagi, kali ini aku bertanya pada manajer.
‘’Belum, Kyu, kita malah terjebak macet. Kau mau minum?’’ kata manajer sambil menyodorkan sebotol air mineral padaku. Aku menerimanya dan menegak air mineral itu, aku menatap keluar jendela mobil. Langit sudah gelap dan lampu-lampu jalan menyala menghiasi jalanan.
‘’Gomawo, hyung.’’ kataku sambi menyodorkan kembali botol mineral itu pada manajer.
‘’Cheonmaneyo, Kyu~’’
Aku menyandarkan punggungku dan menatap keluar jendela, menatap gelapnya malam yang bertabur bintang-bintang. Aku jadi teringat dengan malam waktu aku pertama kali melihat Jiyool. Waktu itu langit gelap bertabur bintang, sama seperti sekarang. Bintang-bintang itu bersinar lemah, tapi nampak kuat dengan adanya jutaan bintang dilangit.
Jiyool, kata-kata itu terlintas di benakku dan berhasil membuatku teringat akan sesuatu hal yang sangat penting. Segera kuraih ponselku dan kulihat. Ada banyak pesan dari Jiyool yang masuk ke ponselku. Aku terkejut ketika melihat jam, sekarang sudah larut malam. Segera jariku menari di atas keypad ponselku, tapi tiba-tiba layar ponselku mati.
‘’ARGH !’’ teriakku refleks.
‘’Ada apa, Kyu?’’ tanya Siwon yang terkejut mendengarku berteriak.
‘’Ponselku mati hyung. Sepertinya low bat.’’ jawabku dengan nada penuh kekecewaan. Padahal aku belum sempat mengabari Jiyool tapi ponsel ini malah mati di waktu yang sangat tidak tepat.
‘’Ini, pakailah ponselku dulu jika kau membutuhkannya.’’ kata Siwon sambil menyodorkan ponselnya padaku yang sedang tertunduk lesu.
‘’Ah, tidak usah hyung. Gomawo.’’ jawabku, masih dengan nada kecewa.
‘’Tidak apa-apa, pakailah saja dulu, Kyu.’’ bujuk Siwon.
‘’Tidak usah hyung, aku juga sedang tidak perlu kok. Tadi aku hanya ingin bermain game, tapi tiba-tiba ponselku mati.’’ kataku, aku tahu aku sedang berbohong pada hyung-ku yang baik hati ini.
‘’Baiklah. Kalau kau ada perlu, kau bisa pakai ponselku.’’ kata Siwon lagi lalu tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya. Aku kembali menatap keluar jendela, aku menatap bintang-bintang itu dengan lesu.
‘’Mainhe, Jiyool~’’ bisikku pelan.
* * *
Tak kuperlambat langkah kakiku ini, aku berlari, berlari dibawah cahaya bintang-bintang. Begitu sampai di Beijing, tanpa pikir panjang aku memutuskan untuk pergi menemui Jiyool. Waktu sudah lewat tengah malam. Mungkin saja dia sudah tidak ada di tempat kami janjian tadi, tapi entah kenapa aku pikir aku perlu kesana.
Aku menanyakan alamat yang tadi Jiyool berikan padaku melalui pesan singkat pada Zhoumi. Setelah Zhoumi memberitahukan arahnya, aku segera berpamitan pada manajer dan mulai berlari menuju tempat itu. Aku tidak sempat menjelaskan pada manajer maupun Zhoumi kemana dan untuk apa aku pergi. Aku terus berlari, sambil berharap dia masih disana.
Tanpa kusadari, aku mendongakkan kepalaku. Kutatap langit gelap yang masih bertabur bintang. Kuperlambat langkahku. Aku masih menatap gelapnya langit yang menggantung di atas kepalaku. Aku menatap bintang-bintang itu, bintang-bintang yang selalu bersinar. Seolah mendapat kekuatan baru, aku percepat kembali langkahku.
Aku berdiri di depan sebuah gedung sambil mengatur napasku yang tak beraturan karena tadi aku berlari. Aku menatap gedung itu. Tampak besar dan megah. Aku masih diam menatap pintu besar di depanku, sampai tiba-tiba pintu itu terbuka. Mataku terbelalak ketika melihat sesosok orang melangkah keluar dari pintu itu.
‘’Jiyool~ah. . .’’ panggilku lirih. Sosok itu mendongakkan kepalanya, kemudian menatapku dengan seulas senyum di bibirnya. Senyum itu, senyum yang selalu berhasil membuatku tersenyum juga.
* * *
Alunan lagu yang indah memenuhi telingaku. Aku memejamkan mataku, menikmati suara indah yang berasal dari biola di hadapanku. Perempuan yang berdiri di hadapanku ini memainkan biolanya dengan anggun, sehingga bisa kurasakan setiap nada-nada indah itu merasuk kedalam jiwaku. Aku menatapnya, menatapnya yang sedang memainkan biola di hadapanku ini. Entah kenapa, tapi rasanya begitu nyaman berada di dekatnya. Tiba-tiba alunan lagu indah itu berhenti. Aku masih menatapnya, dia tersenyum lembut ke arahku.
‘’Aku sudah memenuhi janjiku oppa~’’ katanya sambil meletakkan biolanya.
‘’Ne, gomawo, Jiyool.’’ sahutku sambil membalas senyumannya. ‘’Indah, indah sekali. Aku mau kau memainkannya lagi untukku.’’ lanjutku sambil tertawa pelan.
‘’Ah~ tidak mau oppa.’’ jawabnya dengan nada manja.
‘’Wae? Aku suka mendengarnya, sangat indah.’’ kataku cepat.
‘’Sekarang aku mau menunjukkan sesuatu untuk oppa. Ayo oppa~’’ katanya sambil menarik tanganku.
‘’Eh, kita mau kemana, Jiyool?’’ tanyaku sambil mengikuti langkah kakiknya, sementara tangannya masih menggenggam tanganku. Jiyool tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya tersenyum.
Langkah kami terhenti di sebuah tempat. Tempat ini, tempat yang sangat kukenal. Jiyool menarik tanganku ke sebuah bangku dan menyuruhku duduk. Ya benar, tempat ini, taman tempat aku pertama kali bertemu dengan Jiyool, dan bangku ini, tempat pertama kali aku bicara dengannya dan melihat senyumnya.
‘’Kenapa kau mengajakku kesini?’’ tanyaku padanya, dia segera duduk disampingku.
‘’Aku mau tunjukkan sesuatu padamu, oppa.’’ jawabnya sambil menunjuk ke arah langit.
Aku menengadah, mengikuti arah jarinya menunjuk. Kembali kutatap langit gelap bertabur bintang yang menggantung di atas kami.
‘’Oppa, apa kau ingat malam waktu kau melihatku pertama kali?’’ tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari langit gelap itu.
‘’Eh, kau melihatku?’’ aku balik bertanya. Dia menatapku dan tersenyum. Tangannya kembali menunjuk ke langit.
‘’Malam itu, aku melihat sebuah bintang. Bintang yang tidak biasa. Bintang yang bersinar lebih terang dari yang lainnya.’’ katanya sambil masih menunjuk ke arah langit.
‘’Oppa, melihatnya? Bintang itu muncul lagi malam ini.’’ katanya padaku. Aku kembali menatap langit gelap itu. Benar, ada satu bintang yang bersinar lebih terang dari yang lainnya. Aku takjub menatapnya.
‘’Tiap malam, bintang itu selalu ada setiap aku menatap langit. Dan kusadari, itu terjadi sejak aku mengenalmu, oppa.’’ katanya lagi. Kali ini dia menatapku dalam. Dia tersenyum ke arahku.
‘’Oppa adalah bintang itu, bintang yang selalu bersinar untukku.’’ katanya lembut, masih menatap ke arahku. Aku menatap matanya, kulihat seulas senyum di bibirnya.
‘’Saranghaeyo, oppa’’ katanya pelan. Mataku masih menatapnya lekat. Kudekatkan kepalaku, kucium bibirnya pelan.
‘’Naddo saranghaeyo, Jiyool.’’ bisikku pelan.
* * *
‘’Kyuhyun~ah, kemana kau tadi malam?’’ tanya Ryeowook pagi ini saat kami sarapan.
‘’Aku pergi keluar sebentar.’’ jawabku singkat.
‘’Kau pergi menemui wanita ya, Kyu?’’ tanya Donghae sambil tersenyum penuh arti ke arahku. Tanpa pikir panjang, kulemparkan botol air mineral kosong di depanku ke arahnya, dan tepat mengenai kepalanya.
‘’Akh, sakit, Kyu.’’ seru Donghae sambil meringis kesakitan.
‘’Oh, mianhe, tidak sengaja, hyung.’’ kataku datar sambil menyuapkan sarapan ke mulutku.
‘’Mwo? Kau bilang tadi tidak sengaja?’’ tanya Donghae kesal.
‘’Sudah, sudah jangan bertengkar, hari kan masih pagi.’’ lerai Zhoumi sambil tersenyum ke arahku, senyum yang penuh arti. Aku hanya diam menatapnya dengan tatapan mengancam. Kemarin malam, begitu aku sampai, Zhoumi langsung menginterogasiku. Akhirnya, aku menceritakan semuanya pada Zhoumi.
‘’Bagaimana kalau kita jalan-jalan hari ini?’’ tanya Henry riang.
‘’Aku mau, aku mau.’’ sahut Ryeowook semangat.
‘’Nanti akan ku tunjukkan banyak tempat menarik di China.’’ kata Henry sambil tersenyum senang.
‘’Mianhe, tapi aku tidak bisa ikut hari ini.’’ kata Hangeng yang muncul tiba-tiba di belakangku.
‘’Wae, hyung?’’ tanya Siwon.
‘’Aku rindu dengan keluargaku, jadi kuputuskan hari ini untuk menemui mereka.’’ katanya lalu duduk di kursi kosong di samping Zhoumi.
‘’Aku juga tidak ikut hari ini.’’ kataku sambil masih sibuk dengan sarapanku.
‘’Kau juga tidak ikut, kenapa Kyu?’’ tanya Ryeowook.
‘’Ah, aku ingin ke suatu tempat, hyung.’’ jawabku asal.
‘’Kemana? Kita kan bisa pergi bersama.’’ sahut Henry.
‘’Ehm, sebenarnya aku masih sedikit lelah, jadi aku ingin berjalan-jalan di sekitar sini saja.’’ jawabku sambil menatap Henry.
‘’Ya sudah, kita pergi saja tanpa dia.’’ kata Donghae ketus sembari menatapku.
‘’Ah, hyung, jangan berbicara dingin begitu padaku.’’ kataku sambil mendekati Donghae. ‘’Mianhe, hyung.’’
‘’Ah, minggir Kyu.’’ katanya ketus.
‘’Hyung, mianhe, aku sungguh tidak bermaksud membuat hyung marah. Hyung kan tahu sendiri aku ini orang seperti apa.’’ kataku sambil melingkarkan lenganku di leher Donghae.
‘’Ah, iya iya Kyu, aku tahu, sekarang lepaskan tanganmu ini, atau kulaporkan pada Eunhyuk.’’ katanya, nampaknya kali ini dia tidak marah lagi padaku.
‘’Tapi, berjanjilah kau akan mentraktirku es krim, baru aku akan memaafkanmu.’’ kata Donghae lagi.
‘’Aku janji hyung.’’ kataku sambil mengangkat kedua tangan seolah menyerah. Kudengar gelak tawa memenuhi ruangan.
* * *
Aku berbohong tadi. Aku tidak lelah sama sekali. Bisa kalian tebak, sekarang aku sedang bersama Jiyool, kami berjalan bersama menyusuri jalanan di China. Aku memang berniat jalan-jalan dengannya hari ini.
‘’Oppa, hari ini aku janjian bertemu dengan kakakku, oppa ikut ya? Temani aku, nanti kukenalkan oppa padanya.’’ katanya ringan sambil menggandengku.
‘’Mwo? Bertemu kakakmu?’’ tanyaku kaget.
‘’Iya, oppa. Ayolah, dia tidak galak, kok.’’ jawabnya lalu tersenyum manis ke arahku.
‘’Tapi, jagiya. . .’’ kataku ragu.
‘’Ayolah oppa.’’ dia terus saja membujukku.
‘’Iya, baiklah baiklah.’’ kataku menyerah. Kulihat dia tersenyum senang. Senyum itu, senyum yang selalu berhasil membuatku tersenyum juga ke arahnya.
* * *
‘’Ah aku sudah lapar, jagiya~’’ kataku padanya. Kami duduk di sebuah restoran terkenal di Beijing. Dia berjanji bertemu dengan kakaknya disini. Menurut Jiyool, makanan disini enak-enak, dan aku sudah tidak sabar untuk mencicipi makanan khas China.
‘’Sebentar lagi dia datang kok, oppa, sabar ya.’’ sahutnya. ‘’Ah itu dia datang.’’ serunya tiba-tiba mengagetkanku.
‘’Disini !’’ kudengar dia berteriak sambil melambaikan tangannya. Aku menatap sosok laki-laki yang sedang berjalan menuju ke arah kami.
Mataku terbelalak ketika melihat sosok itu dari dekat, sosok laki-laki yang sekarang berdiri tepat di depanku.
‘’Hangeng hyung?’’ tanyaku heran sambil bangkit berdiri dari tempat dudukku.. Aku menatapnya seolah tidak percaya.
‘’Kyuhyun, sedang apa kau disini?’’ Hangeng balik bertanya padaku, dia menatapku dengan penuh keheranan.
‘’Oh, kalian sudah saling kenal?’’ tanya Jiyool yang berdiri di sampingku dengan ringan.
‘’Jadi dia ini kakakmu?!’’
‘’Jadi dia ini pacar yang kau ceritakan padaku?!’’ tanya Hangeng dan aku berbarengan, kami saling menatap dengan penuh keheranan.
-- THE END --
¹ Xie xie : terima kasih.
² Zaoshang hao : selamat pagi.
³ Ni hao : kata sapaan, memiliki arti seperti halo atau hai.
* Ni hao ma? : apa kabar?
** Wo hen hao, ni ne? : kabar saya sangat baik, bagaimana dengan kamu?
*** Wo ye hen hao : saya juga sangat baik.
¹ยบ Ni bu shi Zhongguo ren ma? : apakah kamu bukan orang China?
¹¹ Bu keqi : sama-sama.