Saya lupa ini kejadiannya kapan tepatnya, tapi yang pasti kejadian ini sudah agak lama.
Jadi kejadian berawal dari tugas unik dari guru sosiologi saya, Pak Kuat. Hari itu hari Sabtu, dan jam terakhir adalah sosiologi. Hari itu Pak Kuat punya tugas unik yang bernama ‘SNOWBALL’. Ini maksudnya mungkin bermain sambil belajar [serasa anak TK]. Kita, para anak kelas X-1 siang itu menuliskan sebuah pertanyaan di sebuah kertas yang berkaitan dengan bab Penyimpangan Sosial. Nantinya kertas itu akan diremas-remas membentuk bola terus dilemparkan. Terus bola kertas yan kita dapatkan, kita buka dan kita jawab pertanyaannya. Jadi tiap anak entah dapat soal dari siapa. Hari itu saya duduk dengan sahabat saya, Anne. ^^
Nah waktu mau ‘SNOWBALL’ itu, saya dan Anne sudah sepakat bertindak sedikit [?] curang. Jadi niatnya, ditengah-tengah anak kelas saya yang sedang rusuh saling melempar bola kertas itu, saya dan Anne berniat saling melemparkan ke meja kami. Jadinya saya dapat soal dari Anne dan Anne dapat soal dari saya. Kan saya dan Anne sama-sama sudah tahu soalnya satu sama lain jadi nanti jawabnya sudah dipersiapkan dan pasti bisa jawab.
Kami yang cekakak-cekikik ga jelas langsung pasang muka ‘innocent’ setelah aksi ‘SNOWBALL’ itu selesai. Tibalah saatnya menjawab pertanyaan.
Eh tidak ada angin tidak ada hujan, Pak Kuat menunjuk Anne yang duduk di belakang pojok untuk mulai menjawab pertanyaan dan lalu urut ke samping. Saya dan Anne memang duduk di belakang pojok waktu itu. Setelah Anne selesai membaca pertanyaannya, tiba-tiba Pak Kuat bertanya, ‘Itu soal milik siapa?’
Sontak saya kaget dan dag-dig-dug, akhirnya saya angkat tangan dengan linglung. Duh, bisa ketahuan nih, pikir saya waktu itu.
“’Loh kok bisa dapat punya teman sebelah?’’ tanya Pak Kuat yang membuat saya dan Anne keringat dingin. Lidah saya kelu, bingung jawab apa. Eh syukurlah Dinda tiba-tiba nyeletuk, “Tadi kan dilemparnya 3 kali, Pak, jadi mungkin saja dapat punya teman sebangku.’’ Kata-kata Dinda serasa angin sejuk bagiku.
‘’Oh iya iya.’’ sahut Pak Kuat. Memang waktu itu kami disuruh saling melempar 3 kali.
Terus, sementara Anne menjawab, saya dengan kalapnya manggil Febi yang duduk di depan saya untuk mengajaknya menukar kertas pertanyaan. Syukurlah Febi mau bertukar pertanyaan dengan saya. Dan waktu giliran saya menjawab pertanyaan sehabis Anne, ternyata pertanyaan itu milik Dinda. :D Yah untunglah kedokku dan Anne tidak jadi terbuka. :D
Dari cerita ini saya dan juga Anne tentunya, mengerti bahwa setiap tindakan curang yang akan kita lakukan pasti akan mendapatkan balasan, atau setidaknya pasti akan mendapatkan batu sandungan selama melakukan tindakan curang tersebut.
Jadi, kawan-kawan yang sedang membaca ini, JANGAN SEKALI-KALI BERPIKIR UNTUK BERTINDAK CURANG ya ! :) Jujur itu lebih baik walaupun menyakitkan. ^^
0 komentar:
Posting Komentar