Siang ini aku pulang sekolah, naik
angkot, dan duduk di sisi sebelah kiri yang dekat pintu. Aku pulang sendirian,
ga ada teman ngobrol di angkot, dan aku cuma bisa duduk termenung. Kadang
menengok ke jendela dan memperhatikan pemandangan di samping jalan. Sesekali menatap
lurus ke depan, melihat hitamnya aspal jalan. Kebanyakan cuma tertunduk dan
menekuri sepatu-sepatu yang berjajar di angkot.
Dan
yang menarik perhatianku kali ini adalah cincin. Di seberangku duduk seorang
ibu yang kayanya sih PNS. Beliau duduk sembari memangku tasnya, dan kedua
tangannya berada di depan tasnya. Kulit ibu itu sawo matang, jadi cincin yang
melingkar di jari tengah tangan kanannya terlihat cukup menarik perhatianku.
Yang
pertama melintas di pikiranku, sebenarnya pakai cincin kawin itu di tangan kiri
apa kanan? Dulu aku kira itu terpasang di jari manis tangan kanan, tapi setelah
dipikir baik-baik, sepertinya itu terpasang di jari manis tangan kiri. Dan aku
memutuskan untuk mengenakan cincin kawinku nanti di jari manis tangan kiriku. :)
Terus,
aku teringat sama beberapa temanku yang memang suka pakai cincin di jarinya.
Aku bukan tipe anak perempuan yang suka pakai cincin, gelang, dan hal-hal
semacam itu di tanganku. Paling banter ya pakai jam tangan. Dan kalau aku
pribadi, aku memang ga suka pakai cincin, soalnya aku merasa kalau umur se-aku
ini pakai cincin, meski cuma buat fesyen, rasanya ga pas. Di otakku udah
terbentuk pikiran kalau cincin adalah sesuatu yang spesial, yang hanya akan aku
kenakan setelah menikah nanti. Tapi buat yang suka pakai cincin meski belum
nikah, ga ada salahnya kok. ^^v
Filosofi
cincin cukup banyak menurutku. Ingat pas artis Nia Ramadhani menikah dengan
pewaris grup Bakrie? Aku ingat, kalau ga salah di masing-masing cincin yang
mereka pakai itu ada darah mereka masing-masing, dan dipakai berlawanan —cincin
yang ada darahnya Nia dipakai suaminya, dan sebaliknya—. Itu berita yang
kudengar, kalau memang benar adanya.
Cincin berarti ikatan. Apalagi
dalam pernikahan, cincin bisa disimbolkan sebagai pengikat di antara sang suami
dan istri. So sweet banget ga sih~ :3 Apalagi kalau di luar negeri, ada budaya
yang cowok melamar kekasihnya sembari berlutut di depan si cewek, tangannya
menyodorkan kotak berwarna merah marun yang terbuka dan ada cincin di dalamnya,
lalu berkata, “Will you marry me?” Bisa dipastikan kalau yang bilang itu
untukku adalah Jung Yunho, aku bakal pingsan atau lebih buruknya mati di
tempat. XD
Mari
berangan-angan, 10 tahun lagi, atau mungkin kurang, bisa lebih, siapa yang
bakal menyematkan cincin itu di jari manis kalian, sembari tersenyum tulus
penuh kasih menatap kalian? :)
0 komentar:
Posting Komentar