8 November 2013

SKANDAL - Chapter 3

SKANDAL
Chapter 3

-xxx-

Suasana koridor sekolah setelah bel masuk berbunyi tampak lengang. Terkadang hanya ada beberapa guru, siswa, atau petugas kebersihan yang lewat. Selebihnya, semua orang berada di dalam kelas.
            Namun suasana koridor yang hening sedikit terusik dengan adanya suara derap langkah kaki. Seorang namja berumur 20-an, yang merupakan guru biologi di sekolah ini tampak sedang berjalan-jalan di koridor dengan santai, sembari sesekali menyesap segelas kopi yang ada di tangannya. Park Yoochun, begitu nama lengkap namja bersuara husky ini, mengisi kegiatannya dengan berjalan-jalan santai, karena dia tidak ada jam mengajar pagi ini. Kakinya melangkah menyusuri koridor yang sepi. Matanya sesekali menengok ke dalam kelas dan menyapa guru-guru yang sedang mengajar dengan sebuah anggukkan.
            “Hah~” Yoochun menghela napas pelan.
            Sebenarnya dia juga bosan harus jalan-jalan sendirian seperti ini, tapi cuma duduk di ruang guru itu lebih membosankan. Biasanya dia sering menghabiskan waktu luang bersama sahabatnya yang seorang guru matematika, Jung Yunho. Tapi sahabatnya itu ada jam mengajar pagi ini. Yoochun meneruskan langkahnya dengan malas.
            ‘Mungkin duduk di taman lebih baik,’ pikir Yoochun, sambil melangkah menuju taman yang ada di samping sekolah.
            Yoochun menghabiskan seteguk kopinya dan membuangnya di tempat sampah yang berada di dekat pintu masuk ruang kelas yang dilewatinya. Yoochun melongok sedikit ke dalam untuk melihat siapa guru yang mengajar.
            ‘Oh, Yunho,’ batin Yoochun sambil tersenyum ke arah sahabatnya yang sedang duduk di balik meja guru itu, berharap sahabatnya itu melihatnya.
            Namun senyum di wajah Yoochun hilang ketika mendapati Yunho kini sedang menyangga kepalanya yang tertunduk dengan telapak tangan kanannya, sementara jemarinya tampak memijit pelipisnya. Yoochun maju beberapa langkah dan melihat lebih ke dalam. Suasana kelas yang hening dan masing-masing dari mereka tampak sibuk mengerjakan sesuatu membuat Yoochun berasumsi bahwa mereka sedang mengerjakan ulangan.
            Yoochun mengernyit ketika matanya menangkap beberapa siswa yang duduk di belakang saling melempar kertas contekan. Hei, dia juga guru. Dan dia tidak suka melihat murid yang menyontek. Segera dialihkan pandangannya kepada Yunho, mencoba melihat tindakan apa yang akan Yunho lakukan.
            Yoochun terkesiap kaget ketika mendapati Yunho masih memijit-mijit kepala. Yunho tampak acuh pada murid-muridnya, tak peduli meski beberapa dari mereka mulai menyontek saat ulangan. Atau… dia tidak tahu kalau ada yang menyontek? Tidak, itu mustahil. Biasanya Yunho akan mengawasi murid-muridnya dengan tegas saat ulangan. Bahkan ketika ada yang tertangkap basah sedang menyontek, Yunho tidak segan untuk langsung merobek lembar jawab siswa itu.
            Lalu, kenapa Yunho bersikap tak seperti biasanya?
            Yoochun mempertajam penglihatannya dan mengamati Yunho lekat. Wajah Yunho memang terlihat lelah, tak seperti biasanya. Waktu Yoochun menyapa Yunho tadi pagi di ruang guru, Yunho juga terlihat lemas.
            ‘Apa ada yang sedang mengganggu pikirannya?’ batin Yoochun sambil berjalan meninggalkan kelas itu. Dia tidak mau terlalu lama berdiri di sana dan nantinya malah mengganggu kegiatan belajar-mengajar.
            ‘Mungkinkah ini berhubungan dengan Jaejoong?’
*          *          *
            “Yak, Jung Yunho!” panggil Yoochun ketika melihat Yunho berjalan masuk ke ruang guru.
            Yunho melirik Yoochun sekilas, kemudian melanjutkan langkahnya berjalan ke mejanya. Diletakkannya setumpuk buku di atas meja. Baru saja Yunho ingin duduk dan sedikit mengistirahatkan tubuhnya di kursi, seseorang menarik lengannya kuat.
            “Setelah ini kau tidak ada jam mengajar, ‘kan?” tanya Yoochun sambil menggenggam erat lengan Yunho, menahan namja itu agar tidak duduk dulu.
            “Tidak. Maka dari itu aku ingin tidur sebentar disini. Aku lelah, Park Yoochun, dan aku sedang tidak ingin bermain denganmu,” jawab Yunho ketus sembari memasang ekspresi kecut.
            “Ikut denganku,” ujar Yoochun. Ditariknya lengan Yunho dan dibawanya sahabatnya itu beranjak dari ruang guru.
            “Yah~! Park Yoochun! Lepaskan,” raung Yunho sambil mencoba melepaskan diri dari Yoochun.
            Beberapa guru lain yang ada di ruang guru menatap mereka dengan tatapan bingung. Yoochun hanya mendengus pelan dan tidak memedulikan Yunho yang terus berontak.
            “Kau mau apa, Park Yoochun?” tanya Yunho dengan nada kesal. Akhirnya dia menyerah dan pasrah saja mengikuti langkah Yoochun. Dia tak punya cukup tenaga untuk berontak. Semalam dia kurang tidur dan hari ini tubuhnya terasa lemas.
            “Ada yang ingin kubicarakan denganmu,” jawab Yoochun singkat tanpa menoleh sedikit pun ke arah Yunho. Yunho mengerutkan dahinya dan menatap Yoochun bingung.
            “Kalau begitu, dibicarakan di ruang guru saja bisa ‘kan?”
            “Aish, sudahlah, jangan berisik terus, Jung Yunho. Sekarang masih ada jam pelajaran, kau ingat itu ‘kan?
            Yunho memutuskan untuk mengunci mulutnya dan hanya mengikuti langkah Yoochun saja. Semakin cepat urusan mereka selesai, semakin cepat pula Yunho bisa tidur sejenak di ruang guru.
            Yoochun baru melepaskan tangannya dari lengan Yunho ketika mereka sampai di atap sekolah. Angin yang berhembus cukup kencang langsung menyambur kedua namja ini ketika mereka membuka pintu yang menghubungkan ke atap sekolah. Yoochun melangkah pelan dan berhenti di tengah-tengah.
            Yoochun kemudian membalikkan tubuhnya dan menatap Yunho tajam, sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, “Apa yang Kim Jaejoong katakan padamu?” tanya Yoochun tiba-tiba.
            Yunho tersentak kaget, alisnya bertaut menatap Yoochun, “Apa maksudmu?”
            “Kau menemui Kim Jaejoong, bukan?”
            Yunho hanya diam, kepalanya menunduk dalam. Kaki jenjangnya melangkah perlahan menuju ke samping, ke bagian dinding setinggi 1 meter yang membatasi area atap sekolah. Tubuhnya disandarkan ke dinding, sementara kedua sikunya bertumpu pada bagian atas dinding. Kepalanya menegadah, menerawang ke langit biru tak berawan.
            “Tidak ada yang dia katakan,” kata Yunho lirih. Yoochun berjalan perlahan menuju ke tempat Yunho berdiri dalam diam, membiarkan Yunho melanjutkan kalimatnya.
            “Aku sudah mengetuk pintu dan memanggil namanya, tapi dia tidak keluar untuk menemuiku,” lanjut Yunho, “Aku yakin dia ada di dalam. Tapi…” Yunho menggantung kalimatnya. Ditariknya napas dalam-dalam untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya.
            Yoochun berdiri di samping Yunho dan menyandarkan tubuhnya juga pada dinding. Matanya menatap lurus ke depan sementara telinganya setia mendengar cerita Yunho.
            “Mungkin memang dia tidak ingin melihatku lagi. Dan kurasa… hubungan ini memang berakhir hanya sampai di sini.”
            Yoochun terperangah kaget mendengar kata-kata Yunho. Tanpa sadar tangannya meraih kerah baju Yunho dan menariknya kuat, membuat Yunho berdiri tepat di depannya. Kedua bola matanya menatap Yunho tajam. Sebelah tangannya yang terkepal hendak melayangkan sebuah pukulan ke wajah sahabatnya itu.
            Yunho yang tahu Yoochun akan memukulnya memilih untuk tidak berontak sedikit pun. Dia tahu kalau dirinya memang pantas mendapatkan itu. Mata bak musangnya balas menatap Yoochun. Terlihat jelas gurat kemarahan di wajah tampan Park Yoochun.
            “Yah, Jung Yunho~!” seru Yoochun sambil mempererat cengkraman tangannya di kerah baju Yunho, “Apa seperti ini sikap seorang Jung Yunho yang aku kenal?! Jung Yunho yang kukenal bukanlah pengecut yang pesimistis seperti ini. Dia seorang yang tidak mudah putus asa dan teguh pada pendiriannya,” ujar Yoochun lantang, tepat di depan wajah Yunho.
            Yunho menghela napas berat. Kepalanya sedikit tertunduk untuk menyembunyikan ekspresi kepedihan di wajahnya. Kepalan tangan Yoochun terangkat dan siap untuk memukul Yunho, namun sedetik kemudian Yoochun mendengus kesal dan menurunkan kepalan tangannya. Dia melepaskan cengkraman tangannya pada kerah Yunho dan sedikit menghentakkannya, membuat Yunho mundur selangkah ke belakang.
            Yoochun cepat-cepat membuang mukanya, sementara Yunho menatapnya dengan perasaan bersalah karena telah membuat Yoochun khawatir padanya sampai seperti ini.
            “Mianhe, Yoochun-ah,” ujar Yunho lirih. Kepalanya menunduk dalam, matanya sibuk menekuri lantai.
            Yoochun menolehkan kepalanya dan menatap Yunho. Ada sebersit rasa penyesalan yang menghampirinya ketika dia menyadari perbuatan yang baru saja dilakukannya pada Yunho.
            “Aku… aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Aku pikir Jaejoong masih…” lagi-lagi Yunho menggantung kalimatnya. Dadanya kembali terasa sesak tiap kali dia memikirkan Kim Jaejoong. Dia merasa kalut dan bingung, tak tahu harus bagaimana.
            “Bukankah selama ini kau mempercayainya? Bukankah sebelum skandal ini, tiap kali aku memberitahu gosip tentang Kim Jaejoong, kau akan dengan tegas menyangkalnya dan mengatakan kalau kau percaya pada Kim Jaejoong? Lalu sekarang apa?”
            “Aku tidak tahu. Aku merasa seharusnya semuanya tidak seperti ini. Tapi Jaejoong…”
            “Yunho,” potong Yoochun, nada suaranya rendah dan tegas. Matanya menatap lurus ke arah Yunho yang kini sudah mengangkat kepala dan balas menatapnya. “Yakinkan dan buktikanlah kalau rasa percayamu pada Kim Jaejoong selama ini tidak pernah salah.”
*          *          *
            Jung Yunho menginjak pedal gas kuat, membuat mobilnya melaju cukup kencang di jalanan kota Seoul malam ini. Meski jam hampir menunjukkan waktu tengah malam, tapi sepertinya penduduk Seoul masih enggan untuk berhenti dari aktifitas mereka. Terlihat dari kondisi jalan yang maish ramai dengan kendaraan.
            Yunho menatap lurus ke depan. Dikatupkannya rahangnya kuat-kuat. Kata-kata Yoochun siang tadi di atap sekolah masih jelas membekas di pikirannya, membuat namja bermarga Jung satu ini memutuskan untuk pergi ke rumah Jaejoong sekali lagi. Dan kali ini dia tidak akan menyerah. Dia siap untuk melakukan apa saja, asal dia bisa bertemu dengan kekasihnya.
            ‘Aku akan melindungimu, Jae,’ batin Yunho sembari tangannya mencengkeram kuat stir mobil.
            Perlahan Yunho menginjak pedal rem, membuat roda-roda mobilnya bergerak lebih pelan dan akhirnya mobil hitam milik Yunho berhenti beberapa meter dari rumah Kim Jaejoong. Dimatikannya mesin mobilnya dan dilepaskannya sabuk pengaman dari tubuhnya. Diliriknya jam tangan yang setia melingkar di pergelangan tangan kirinya sekilas.
            Yunho mencoba merilekskan tubuhnya dengan beberapa kali menghirup napas dalam-dalam. Mata sipitnya menatap tepat ke arah rumah Jaejoong. Dengan kedua tanan yang terlipat di depan dada, Yunho berusaha memikirkan langkah yang akan dia lakukan selanjutnya.
            ‘Apa aku harus kesana dan mengetuk pintu? Atau langsung masuk saja? Aish, apa yang harus kulakukan sekarang,’ batin Yunho sembari mengacak rambutnya frustasi.
            Yunho mengarahkan pandangannya ke kaca spion yang ada di atasnya dan di sampingnya, mencoba mengamati keadaan di sekeliling rumah Jaejoong. Tampak tidak ada wartawan bahkan seorang pun yang terlihat. Yunho menaikkan retsleting jaketnya sampai ke dagu. Setelah menghembuskan napas kuat-kuat, tangan Yunho bergerak untuk membuka pintu mobil dan bersiap untuk keluar.
            Tapi entah ada bisikan darimana, Yunho menghentikan jemarinya yang sudah memegang kenop pintu. Mendadak dia mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil dan pergi menemui Jaejoong. Yunho mengerjapkan matanya beberapa saat sembari menimbang-nimbang pilihan yang ada di hadapannya, keluar dari mobil dan menemui Jaejoong atau menunggu sejenak di dalam mobil.
            Perlahan jari-jari Yunho lepas dari kenop pintu. Disandarkannya kembali punggungnya di kursi pengemudi, sementara tangannya memukul stir mobil dengan cukup keras.
            Yunho tidak banyak bergerak setelah itu. Kedua tangannya masih memegang stir mobil dan matanya menatap rumah Jaejoong lekat. Cukup lama Yunho terdiam di dalam mobilnya sementara pikirannya mengembara entah kemana.
            Yunho kembali tersadar dari lamunan kosongnya ketika menangkap ada gerakan dari pintu rumah Jaejoong. Pintu itu membuka perlahan. Yunho menegakkan tubuhnya dan mencondongkan tubuhnya ke depan, sembari berusaha mempertajam penglihatannya, bersiap untuk mengantisipasi apa pun yang terjadi setelah ini.
            Tak berapa lama kemudian, tampak seorang yeoja dengan rambut sebahu keluar dari rumah Jaejoong, disusul oleh Jaejoong yang berdiri di ambang pintu. Mereka berdua tampak berbicara satu sama lain, sampai akhirnya yeoja itu berjalan meninggalkan rumah Jaejoong menuju sebuah mobil silver yang terparkir di seberang rumah Jaejoong. Jaejoong masih berdiri di ambang pintu dan tampak sedang memperhatikan yeoja itu, sementara yeoja itu memasuki mobilnya.
            Yunho mengerjapkan matanya beberapa kali sambil terus mengamati wanita itu. Rambut pendek sebahunya membuat Yunho mengerutkan dahi, berusaha mengingat wajah yeoja yang terasa tak asing bagi Yunho. Tunggu, jangan-jangan yeoja itu… Wang Jihye?
            Yeoja itu menurunkan kaca mobilnya dan melambaikan tangan ke arah Jaejoong. Jaejoong yang melihatnya balas melambaikan tangan dan sebuah senyum menghiasi wajahnya. Mobil silver yang dikendarai yeoja itu perlahan berjalan dan meninggalkan rumah Jaejoong. Begitu mobil itu menghilang dari pandangan, Jaejoong kembali masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu.
            Tangan Yunho yang semula mencengkeran stir mobil erat kini terjatuh lemas ke samping tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang dan pikirannya sibuk berkelana.
            ‘Jadi… semua skandal itu benar? Jaejoong dan Wang Jihye…’ batin Yunho. Matanya menatap penuh tanya ke arah rumah Jaejoong. ‘Kenapa, Jae?’
*          *          *
   
-to be continued-

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

ABOUT ME

Foto saya
Im a HUMANOIDS, not A-N-D-R-O-I-D~! I ♥ TVXQ. Fan of Lee Min Ho. Support VR46. Love watching SHINHWA Broadcast. :) me YUNJAE-shipper. not really into KPOP, but interest in JPOP esp ARASHI. member of GARUDA SIPIL 2013. ALWAYS KEEP THE FAITH!