Sejak
masih berada di taman kanak-kanak, pertanyaan klise tentang apa cita-cita kita di
masa depan sering dilontarkan oleh orang-orang dewasa di sekeliling kita, entah
itu orang tua, sanak keluarga, guru di sekolah, atau juga orang dewasa lainnya
yang bahkan tidak pernah kita temui sebelumnya. Dan aku semasa kecil yang
ditanyai tentang hal itu hampir selalu menjawab dengan jawaban yang terdengar
mulia, ingin menjadi dokter. Kenyataannya sekarang berbeda. Cita-citaku berubah
seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan berpikir. Sekarang aku bukanlah
lagi anak berumur 5 tahun yang ingin menjadi dokter demi mengobati orang sakit.
Aku yang sekarang sadar bahwa menghafal nama ilmiah dalam bahasa latin itu
tidak semudah menghafalkan lagu berbahasa Jepang.
Berbicara
tentang masa kecil, masa kecilku bisa dibilang tidak terlalu istimewa. Akan
tetapi satu hal yang kusukai dari diriku dan tidak pernah berubah dari dulu
sampai sekarang adalah kecintaanku terhadap komik Jepang. Berawal dari tokoh
fantasi abad 21 bernama Doraemon hingga Naruto, kegemaranku membaca komik terus
bertambah seiring dengan bertambahnya umur. Dari komik itu pula, ketertarikanku
terhadap segala sesuatu tentang Negeri Sakura terus meningkat, mulai dari
musik, drama, bahasa, kebudayaan, sampai gaya hidup orang Jepang, semuanya
selalu berhasil menyita perhatianku. Saat mendengar ada seorang senior di SMA
yang kuliah di Jepang, keinginanku untuk melanjutkan studi ke sana mulai
muncul. Ditambah lagi, aku sejak awal memang telah memiliki ketertarikan tersendiri
terhadap Jepang. Sempat muncul niatan untuk mengikuti seleksi beasiswa ke
Jepang, tapi niat tersebut kuurungkan lantaran aku harus menunggu setahun untuk
mengikuti seleksi itu. Pada akhirnya kuputuskan untuk kuliah dahulu di sini dan
setelah lulus barulah aku melanjutkan sekolah di Jepang. Izin dari orang tua
sudah kudapatkan, dukungan dari keluarga pun akan selalu ada. Yang kurang
hanyalah izin dari Tuhan.
Aku
yakin itu bukan hal yang mustahil. Hanya kesempatan saja yang belum datang. Keinginanku
juga belum hilang. Cita-citaku belum putus. Aku telah berjanji dengan diriku
sendiri, kalau suatu hari nanti aku pasti bisa menimba ilmu di negeri kedua yang
kucintai setelah Indonesia, Jepang.
0 komentar:
Posting Komentar