Belakangan ini
ramai diberitakan di berbagai media tentang kasus pemukulan seorang pramugari oleh
seorang pejabat pemerintahan. Menurut penuturan pramugari yang menjadi korban
tersebut, dia dipukul dengan gulungan koran sebanyak 2 kali oleh pria yang
menjadi penumpang dalam penerbangan kali itu.
Menanggapi berita
ini, Mami pernah berkata, “Kalau ke cowok ya mungkin maklum, tapi ini ke cewek.
Kalau cuma marah-marah dan bentak sih masih bisa ya sedikit ditolerir, lah ini
sampai mukul coba. Apa ga sembarangan banget?”
Mendengar kata-kata
itu, aku langsung manggut-manggut dengan semangat. Tentu saja aku
menyetujuinya. Jalan pikiran dan pandangan kami sama! :) Sama-sama menganggap
bahwa seorang laki-laki yang berani melakukan kekerasan pada wanita itu lebih
buruk daripada seorang pecundang. Pernyataan itu bukan tanpa alasan. Coba saja
pikirkan, siapa yang telah melahirkan kita? Siapa yang merawat kita dari bayi
sampai dewasa? Siapa yang selalu mencurahkan kasih sayang pada kita? Jawabannya
jelas, Ibu. Dan seorang ibu adalah wanita. Maka dari itu aku pun berasumsi
bahwa seorang pria yang berani mengangkat tangannya dan memukul seorang wanita
sama saja dengan pria tersebut memukul ibunya sendiri.
Karena pendangan
itulah meka aku tidak habis pikir mengenai kasus-kasus kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), yang mayoritas menjadikan sosok seorang istri sekaligus ibu
sebagai korbannya. Apa watu melakukan kekerasan itu mereka tidak ingat kalau
ibu mereka juga seorang wanita? Apakah berani melakukan kekerasan terhadap
wanita menjadi suatu kebanggaan dan prestasi tersendiri?
Karena yang dipukul
adalah seorang wanita maka kasus ini tidak dibiarkan begitu saja. Juga kasus
ini tidak mudah hilang dalam benak masyarakat. Karena wanita, maka si pelaku
tidak hanya memperoleh balasan dari segi hukum melainkan juga dari segi sosial,
yaitu menurunnya image-nya sebagai seorang pejabat pemerintah sekaligus
kekecewaan masyarakat terhadap tindakannya.
Sebuah lagu dari
ADA Band yang berjudul “Karena Wanita Ingin Dimengerti” tampaknya cocok untuk
direnungkan bagi semua pria di seluruh dunia.
(Seri Perempuan di Abad
21)
P.S
Tulisan ini penuh dengan keegoisan saya sebagai seorang wanita.
11 Juni 2013
0 komentar:
Posting Komentar