SKANDAL
Chapter 9
-xxx-
Junsu berkali-kali menatap gelisah ke arah jam
tangannya. Sesekali pula menatap gelisah ke sekelilingnya.
Junsu sedang berada dalam
mobil van hitam yang biasa dia pakai
untuk mengantar Jaejoong kemana-mana. Meski sekarang baru jam 6 pagi, tapi
Junsu sudah stand by di depan tempat
tinggal Jaejoong untuk menjemput namja
itu. Hari ini Jaejoong ada jadwal syuting, jadi Junsu sudah menjemputnya pagi-pagi
agar tidak terlambat dan tidak terjebak kemacetan.
Tapi sekarang sudah lewat
15 menit dari waktu yang mereka janjikan. Junsu sudah berkali-kali menghubungi
ponsel Jaejoong, tapi tidak mendapat jawaban. Akhirnya Junsu putuskan untuk
menunggu saja.
Namun kesabaran Junsu
hanya bertahan selama 15 menit saja. Sekarang Junsu sudah gelisah menunggu.
Selain takut terlambat yang ujung-ujungnya bisa membuat jadwal Jaejoong hari
ini berantakan, Junsu juga khawatir terjadi sesuatu pada Jaejoong. Maka dari
itulah, manajer Jaejoong ini akhirnya memutuskan untuk menjemput Jaejoong
langsung di rumahnya.
Setelah memasukkan ponsel
ke saku dan meraih tas gendongnya, Junsu melangkah keluar dari mobil. Dia
segera berjalan menuju kediaman Jaejoong setelah menyalakan alaram mobil. Junsu
melangkah cepat dan terburu-buru.
Tak berapa lama kemudian,
Junsu sampai di depan pintu apartemen Jaejoong. Sebelum menekan bel, Junsu
sekali lagi berusaha menelepon Jaejoong. 5 detik, 15 detik, 30 detik… tidak ada
jawaban. Junsu menarik napas sejenak, lalu menekan bel di samping pintu.
Suara bel yang menggema di
dalam rumah dapat ditangkap oleh telinga Junsu. Junsu menunggu di depan pintu,
tapi hingga 3 menit kemudian, Jaejoong tak kunjung membukakan pintu. Junsu
menekan bel lagi, bukan hanya sekali tapi 3 kali berturut-turut. Lama Junsu
menunggu, tapi tampaknya si penghuni tak memberikan tanda-tanda akan membukakan
pintu.
‘Apa Jaejoong tidak di
rumah?’ pikir Junsu.
Junsu menekan bel lagi,
sebelum kemudian menyerah. Junsu yang sudah tak sabar dan mulai khawatir
akhirnya memilih untuk langsung masuk saja ke dalam rumah Jaejoong. Junsu
menekan beberapa kombinasi angka, lalu meraih gagang pintu dan masuk ke dalam.
Junsu segera mengganti
sepatunya dengan sandal rumah, lalu masuk ke dalam. Rumah Jaejoong sekarang
terlihat lebih rapi dan bersih dari yang terakhir kali Junsu lihat ketika
datang kemari.
“Jaejoong-ah,” panggil Junsu.
Sunyi. Tidak ada suara
Jaejoong yang menyahut. Junsu jadi makin khawatir. Matanya dengan sigap menatap
ke sekeliling apartemen Jaejoong. Jangan-jangan ada perampok yang masuk ke
apartemen Jaejoong?
‘Tidak, tidak, tidak,’
batin Junsu. Kepalanya menggeleng, berusaha mengusir kemungkinan buruk yang
muncul di benaknya.
“Jaejoong,” panggil Junsu
lebih keras, “Ini aku,” imbuh Junsu.
Masih sunyi. Junsu segera
mempercepat langkahnya menuju ke kamar Jaejoong. Baru saja Junsu hendak meraih
gagang pintu kamar Jaejoong, pintu itu mengayun terbuka. Jaejoong yang
sepertinya baru bangun tidur berdiri di sana, dan langsung saja Junsu menarik
napas lega. Untung tidak terjadi sesuatu pada Jaejoong, sepertinya namja itu hanya terlambat bangun saja.
“Hyung, kau di sini?” tanya Jaejoong sembari menggosok-gosok sebelah
matanya dengan punggung tangan.
“Yah Kim Jaejoong!” hardik Junsu, membuat Jaejoong terlonjak kaget.