SKANDAL
Chapter 8
-xxx-
Sepasang ibu dan anak ini
masih duduk berdampingan di sofa. Meski malam semakin larut, tapi sepertinya
keduanya masih enggan untuk mengakhiri momen keluarga yang memang lama tidak
mereka lakukan ini, walaupun keduanya sekarang hanya terdiam. Menciptakan
keheningan malam yang diterangi cahaya keperakan rembulan.
Jaejoong duduk di samping ummanya. Matanya menatap lurus ke depan,
sementara berbagai pikiran masih berkelebatan di benaknya. Sesekali dia
menyandarkan dagunya ke lutut, sesekali yang lain dia meluruskan kakinya dan
menyandarkan tengkuknya ke sofa, membuatnya menatap langit-langit rumah.
Sementara Nyonya Kim tidak
banyak bergerak dari posisi duduknya. Matanya yang teduh menatap ke depan,
sesekali saja melirik anaknya yang duduk di sebelahnya. Meskipun mungkin ini
terlihat aneh, tapi dia menyukai momen ini. Meski tak ada kata yang keluar,
tapi keheningan ini sanggup membawa perasaan hangat dan nyaman.
Jaejoong menarik napas
dalam, sebelum kemudian menengokkan kepalanya dan menatap Nyonya Kim.
“Umma,” panggilnya, setelah hanya ada diam di antara mereka selama
beberapa menit.
“Ya?”
“Soal skandal itu…” Jaejoong
belum melanjutkan kalimatnya, dia menunggu reaksi yang akan dikeluarkan Nyonya
Kim.
Nyonya Kim seolah
tersadar, mengerjap beberapa kali, kemudian menoleh dan menatap anaknya. Tidak
ada respon lain di wajahnya selain pandangan mata penuh tanya yang ditujukan ke
arah Jaejoong.
“Umma sudah tahu,” sahut Nyonya Kim kemudian, membuat Jaejoong
terkejut.
“Eh? Maksud umma…?”
Nyonya Kim menggeser
duduknya agak menyerong, menghadap Jaejoong, lalu menatap dalam ke iris mata
Jaejoong sambil berkata, “Itu tidak benar, ‘kan?”
Jaejoong terkesiap kaget.
Tanpa sadar dia menahan napasnya untuk beberapa detik. Suara Nyonya Kim
terdengar padat dan tegas, seolah sangat yakin dengan kata-katanya.
Jaejoong tidak mengerti.
Dia tidak pernah membicarakan tentang skandal dengan Wang Jihye ini kepada ummanya. Lalu apa yang bisa membuat
Nyonya Kim seyakin itu, kalau skandalnya ini hanya sandiwara belaka?
“Eum… i-itu…” Jaejoong
bingung harus menjawab apa.
Jaejoong tahu benar kalau
skandal itu memang tidak benar. Tapi entah kenapa dia tidak bisa dengan mudah
menyangkalnya. Dia ingin memberitahu kebenaran yang sesungguhnya pada ummanya, tetapi entah mengapa Jaejoong
sendiri bingung bagaimana harus mengatakannya dan memulainya dari mana.
Nyonya Kim hanya tersenyum
samar melihat anaknya yang tampak bingung dan tidak melanjutkan kalimatnya. “Umma sudah tahu tanpa kau perlu
mengatakannya pada umma, Joongie-ah,” katanya sambil menepuk-nepuk kepala
Jaejoong pelan.
Jaejoong hanya menatap
dengan pandangan bingung ke arah Nyonya Kim.
“Hm… bagaimana
mengatakannya ya?” gumam Nyonya Kim sembari menggaruk-garuk dagunya, matanya
menatap ke atas seolah mencari sesuatu di langit-langit apartemen, “Ah iya
benar! Feeling seorang ibu. Ya,
begitu,” tandas Nyonya Kim begitu menemukan kata-kata yang tepat.
“Eh?” Sementara Jaejoong
masih belum mengerti juga.
“Umma mengenal anak umma
dengan baik, maka dari itulah umma
bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi pada anak umma,” kata Nyonya Kim, telapak tangannya menepuk bahu Jaejoong
pelan.
“Begitu ya…” gumam
Jaejoong, kepalanya sedikit tertunduk dan matanya menekuri lantai, “Apa orang
lain juga bisa mengerti seperti umma~”
Nyonya Kim menatap anaknya
yang terlihat termenung. Wanita ini tahu benar apa yang sekarang sedang
dipikirkan Jaejoong. Lagi-lagi feeling
seorang ibu yang memberitahunya.
Nyonya Kim menghela napas
pelan sembari membenarkan posisi duduknya. Punggungnya disandarkan ke sofa dan
matanya menatap ke depan.
Setelah beberapa menit
terdiam, Nyonya Kim berkata, “Beberapa waktu lalu Yunho datang ke rumah.”