Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru UNDIP
@ Stadion UNDIP, sebelah Rusunawa
7.00 a.m.
Antara percaya dan
tidak, sekarang aku ada di Semarang dengan status baru sebagai MAHASISWA BARU
di UNIVERSITAS DIPONEGORO. :) Ga nyangka deh, hari ini benar-benar akan datang.
Dan di sinilah aku
sekarang berdiri. Di bawah terik matahari pagi yang cukup menyengat, ditemani
langit biru cerah yang menggantung dan angin yang malas berhembus membuat
ribuan mahasiswa baru angkatan 2013 kepanasan.
Berangkat di antar
oleh Mami naik Levis (baca: motor beat
merah). Mami baru pulang nanti siang, katanya gara-gara sama Papi, Mami disuruh
ngantering aku yang berarti aku ga boleh bawa motor sendiri buat pergi ke
Stadion UNDIP buat ikut upacara Penerimaan Mahasiswa Baru.
Jam 6 lewat sedikit
baru berangkat dan ternyata jalanan udah ramai pakai banget. O__o Padat banget
lah pokoknya, banyak motor dan mobil yang bercampur dengan angkot warna kuning.
Puluhan MABA yang hilir mudik jalan di totoar menambah riuh suasana pagi itu di
daerah Tembalang. Puji Tuhan aku sampai dengan selamat, Mami pulangnya juga
baik-baik aja meski keluarnya dengan susah payah.
Aku di barisan
kelompok A. Beruntung banget, aku yang masuk ke stadion bareng Hanina dan kita
harus berpisah karena beda barisan, ternyata ketemu (lagi) sama Erma. :) Wah ini tandanya aku
sama Erma jodoh kali yaa~ xD Dan setelah barisan bergeser ke sana kemari
berulang kali biar rapi, seorang cewek kecil berkerudung yang berdiri di
sebelah kananku ternyata anak Sipil juga. :)
such a great coincident. Nama dia
Ima.
Aku punya cerita
lucu di hari pertama menjadi mahasiswa!
Jadi, di sebelahku
itu ada Ima. Di depanku ada 2 cewek, yang satu namanya Like anak Perikanan dan
satunya lagi anak Geodesi yang aku lupa nmanya. :pv Awalnya cuma iseng saling nyeletuk aja, eh
ternyata kita berempat malah jadi terlibat obrolan seru yang ngalor-ngidul. :D
Lumayan lah nambah-nambah teman. AKU GA MAU JADI ANAK ANTI-SOSIAL.
Nah, sepanjang
upacara berlangsung itu kita berempat sibuk ngobrol sambil ketawa-ketiwi.
Pokoknya ada aja lah yang dibahas. :D Setelah obrolan yang panjang itu,
tiba-tiba si Like nyeletuk saat kita lagi membahas tentang daerah asal
masing-masing, yang kata-katanya kurang lebih begini, “Aku tuh suka bingung,
orang Jawa kalau ngomong medhok itu
sengaja apa ga sih?”
Spontan aja aku yang
berasal dari Jawa Tengah menyahut, “Loh
emang gimana?”
Like, Ima dan cewek
Geodesi itu tiba-tiba ketawa, bikin aku bingung sambil cengo. Terus si Like nyeletuk lagi, “Kalau ga pakai medhok ga bisa ya?”
“Loh emang kaya gini
ga biasa?” tanyaku balik yang malah bikin mereka bertiga ngakak. Karena laughter is contagious, aku ikut ngakak
aja. :D
Setelah dipikirkan
lagi, mungkin aku yang merasa bicara dalam nada yang biasa mungkin terdengar
sangat medhok di telinga mereka yang
asing dengan bahasa Banyumasan. Like dari Bekasi, sementara Ima dan cewek
Geodesi sama kampung halamannya di Padang, tapi cewek Geodesi itu udah lama
tinggal di Aceh.
Pas pulang, aku
cerita sama Mami soal insiden suara medhok-ku
yang kental dengan nada Banyumasan. Mami yang dengar Cuma ikut ngakak aja,
meninggalkan aku yang sama sekali masih bingung antara percaya apa ga apa bener
suaraku ini medhok banget? xD Meski akhirnya au mengakui hal itu juga.
Lucu emang. Kadang
aku denger orang Banyumasan yang lagi ngobrol aja udah ngakak, apalagi mereka
yang baru denger logatnya. :D /rofl Pasi kedengerannya asing di telinga, aneh,
dan lucu. LOLOL. :D
Fyi, Like asli Purwokerto
juga, tapi udah lama tinggal di Bekasi, jadi dia ngerti dikit-dikit tentang
Banyumasan.
Aku juga jadi inget
Pak Satun, supir yang nganterin aku sama Mami ke Semarang naik Zebra, pernah
cerita kalau di Sumatera dia pernah diolok dengan julukan “inyong”. :D
Ya mau di gimana-in
lagi, orang Banyumasan memang begini adanya. ^^
* * *
Habis upacara, anak
Sipil janjian mau kumpul-kumpul bentar buat membahas hal-hal yang sekiranya
diperlukan buat PMB Fakultas besok. Setelah muter-muter gaje bareng Ima,
akhirnya menemukan juga anak Sipil yang ternyata lagi ngumpul di lapangan
basket deket stadion.
Selalu deh ya, di
antara puluhan atau bahkan ratusan anak, pasti ada satu-dua atau beberapa orang
yang punya jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ini semacam hukum alam. Dan
aku tidak termasuk dalam kriteria itu, kecuali di saat mendesak (mungkin).
Nah seorang cowok
lagi mengatur anak-anak Sipil buat pada baris yang rapi biar pembagian kelompok
pohonnya jadi jelas dan ga ribet kelamaan, tiba-tiba muncul seorang pria
berpakaian seragam keamanan yang mendekat, bersama dengan seorang kakak senior.
Ga pakai ragu, mereka langsung menyuruh kami bubar sembari si petugas keamanan
berkata, “Di sini tidak ada baris-berbaris!”
Aku sih cuek aja dan
cuma ikut ngeloyor pergi bareng anak Sipil lain. Cuma kaget aja sih, mendadak
diusir begitu. Ga nyangka~~ :o
* * *
Hari ini masih
terbawa santai.Tugas buat besok ga ada yang ribe, kecuali masalah rok yang
emang cukup mengganggu pikiranku. -__-
Mami pulang sore jam
3-an. Naik travel Trans Jaya.
Jadi, tinggal aku
sendiri di kota asing ini. Ini artinya aku akan hidup sendiri untuk sekarang
dan seterusnya. Jadi ingat sebuah kata, MANDIRI.
Kamu udah dewasa, Ki,
jangan bergantung terus. Pasti bisa melewati seminggu ini, buktinya 1 hari
telah lewat. ^^ Semua akan baik-baik saja. Percayalah pada Tuhan yang selalu
ada di sampingmu. Di tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri, jadi tidak ada
yang perlu dicemaskan.
Kamu bisa, Ki~~ God bless you always.
^^
Wed, August 28th 2013
10.11 p.m.