Kristalicia Rizki, remaja berusia 16 tahun yang sedang dalam program katekisasi ini dan akan di baptis tanggal 8 April nanti (Yeay! :) Amin, amin.) sangat menyukai perumpamaan yang dibawakan oleh Pak Manurung beberapa waktu lalu.
Waktu itu Pak Manurung memberikan perumpamaan tentang kita dengan Yesus.
“Alangkah baiknya jika kita bisa hidup di dalam Kristus dan Kristus hidup di dalam kita. Sama seperti oksigen. Kita hidup di dalam oksigen dan oksigen ada di dalam tubuh kita.”
Keren. Pertama kali pas mendengarnya aku langsung tergugah. Perumpamaan yang diberikan Pak Manurung itu bagus banget dan mengena di aku. :)
Dipikir-pikir, perumpamaan itu SANGAT TEPAT. Iya dong, kita memang hidup di dalam oksigen. Kan di sekeliling kita ada oksigen. Dan oksigen sudah jelas ada di dalam tubuh kita, oksigen itu mengisi paru-paru kita sehingga kita bisa bernapas, bisa hidup. It’s the fact!
Alangkah baiknya bila kita bisa hidup di dalam Kristus, hidup menurut segala perintah dan firman-Nya, hidup seturut dengan kehendak-Nya. Dan semakin baik bila kita bisa menerima Kristus agar Dia hidup di dalam kita. Menerima Kristus untuk tinggal di dalam hati kita, menerima Kristus sebagai Juruselamat kita.
Dan tadi, pas kebaktian remaja dengan khotbah yang disampaikan oleh Pak Fajar, pendeta dari GKJ Penaruban, aku juga lagi-lagi tergugah.
“Tentunya Tuhan ingin menyelamatkan kita. Tapi Tuhan tidak ingin kita hanya berdiam diri saja.”
Setuju. Kita tak bisa cuma diam menunggu penyelamatan dari Tuhan. Kita harus melakukan sesuatu, sesuatu yang dikehendaki-Nya. Agar Tuhan memiliki alasan untuk menyelamatkan kita.